“Meminta maaf kini menjadi mudah,, Semakin mudah pula melakukan kesalahan..”
Setidaknya seperti itulah kata-kata pada sebuah papan yang menarik perhatianku saat melewati sebuah jalan.. Kedengaranya memang seperti lelucon yang hambar.. Memang sekilas kata-kata tersebut cuman bikin kita nyengir sebentar,, teruz lupa.. Tetapi,, coba deh kita cermati lagi kata-kata tadi !!
Memang di hari yang fitri ini adalah moment yang pas untuk saling memaafkan.. Banyak orang berbondong-bondong pergi ke rumah tetangganya bahkan keluar kota hanya untuk meminta maaf atas segala kesalahan yang pernah dilakukan (selain untuk bertemu sanak saudara yang jauh).. Para operator selular pun pada sibuk melayani penggunanya yang sibuk berkirim sms dalam rangka meminta maaf.. Sampai orang-orang yang ada di pomp bensin pun tak mau kalah.. hehehe... Memang terlihat begitu indah.. Semua orang sibuk meminta dan memberi maaf kepada semua orang.. Tetapi,, sempat muncul pertanyaan dibenakku,,
apakah mereka semua itu sedang benar-benar meminta dan memberi maaf dari lubuk hati yang paling dalam ataukah hanya sekedar menjalankan suatu rutinitas yang sudah menjadi tradisi di saat hari yang fitri ini ???
Mungkin terlalu jahat pertanyaan itu.. Tetapi dengan melihat keadaan sekelilingku, sepertinya tidak salah jika pertanyaan itu lantas terbesit di benakku.. Seperti ketika kita mengirimkan sms yang berisi permohonan maaf.. Didesain sedemikian rupa pesan tersebut sehingga menjadi begitu bagus kata-kata ataupun gambar-gambar dalam pesan itu.. Tetapi saat mengirimkannya,, dengan mudah kita hanya menekan suatu tombol dan memilih nama-nama orang yang akan kita kirimi pesan tadi.. Dan saat membalasnya pun terkadang kita tidak membaca semua pesan yang kita terima, tetapi langsung membalas dengan pesan yang sama pada intinya.. Jika melihat itu semua rasanya seperti meminta dan memberi maaf itu sangatlah mudah.. Sebenarnya itu sangatlah bagus.. Karena sebagai sesama manusia memang sudah sepantasnya mau memberi dan meminta maaf.. Tetapi jika dirasakan, rasanya seperti ada yang kurang pas.. Sepertinya kita begitu gampang mengeluarkan kata maaf dan memaafkan tanpa benar-benar diresapi.. Sehingga hanya seperti menjalankan suatu tradisi begitu saja..
Akhirnya, karena kurang benar-benar diilhami jadinya seperti kata-kata yang ada di papan.. ‘Meminta maaf kini menjadi mudah,, semakin mudah pula melakukan kesalahan..’ Karena kita melakoni semua itu hanya sekedar sebuah ucapan atau pesan yang memang sedang musimnya.. Seperti kita lihat pada sebuah iklan dari pertamina yang sering muncul di televisi akhir-akhir ini.. Bedakan mana yang hanya menjalankan sebuah tradisi,, dengan yang benar-benar meminta dan memberi maaf !! Yang pertama, saat pemuda yang bertugas di pomp bensin itu meminta maaf dengan mengucapkan ‘minal aidzin wal faidzin’ kepada bapak yang pernah sebelumnya bertindak yang kurang pas kepada dia bahkan dia minta maaf kepada seluruh anggota keluarganya.. Dengan tindakan bapak tadi yang ingat bahwa beliau pernah melakuakan sesuatu yang bisa membuat pemuda tadi sakit hati.. Lalu beliau meminta maaf..
Jika kita cermati, maka tindakan bapak itulah yang lebih pantas kita sebut dengan minta maaf.. Dengan tindakan bapak tadi, pasti di lain waktu beliau akan berusaha tidak melakukan hal yang sama yang mungkin bisa membuat orang sakit hati.. Coba rasakan sendiri ketika melihat iklan tersebut.. Aku yakin pasti semua orang bisa membedakan itu.. Jadi nggak perlu dibahas lagi di paragraf ini.. hehehe...
Ini semua hanya tulisan semata, jika ada kesamaan nama ataupun sikap tokoh.. Kami segenap kru (kami ?? gue aja kale’, loe nggak!!hehehe... ) meminta maaf yang sebesar-besarnya (dari lubuk hati yang paling dalam neeh.. hehe..) ..
beDaKan !!!
Diposting oleh __biNtaNk__ di 17.05
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar